Teknik Mixing : Meng-Equalizer untuk balancing
Frekwensi
Setiap
instrument musik memiliki rentang frequency tertentu. Boosting atau Cutting
menggunakan equalizer pada frequency tertentu akan menghasilkan sound
yang berbeda pada semua instrument. Seperti apa rentang/jangkauan
frequency tiap instrument? Lanjut aja ;)
Menghilangkan Sound Kotor/Yang Tidak Dibutuhkan
Menghilangkan Sound Kotor/Yang Tidak Dibutuhkan
- Gunakan High Pass Filter/Low Cut untuk track audio yang bersuara gemuruh. Instrument yang biasanya tidak memerlukan suara dibawah 100hz sebaiknya di Low cut, instrument tersebut seperti: Snare, Hi-hat, gitar elektrik dan Vocal. Gunakan Low Pass Filter/High Cut untuk track audio yang memiliki suara noise pada high frequency. Contoh: Bass tidak memiliki suara diatas 8khz dan biasanya justru di atas frequency tersebut hanya suara noise. Suara hiss (desis) instrument lain yang tidak dibutuhkan juga sebaiknya di high cut, tapi jika masih terdengar nyaman di telenga jangan banyak melakukan high cut karena akan mengurangi bright lagu dan suara instrument menjadi tumpul.
- Cutting pada frequency tertentu sesuai tempat sumber suara kotor tersebut. Biasanya instrument tertentu memiliki suara kotor yang berkarakter/yang tempatnya disitu-situ saja, contoh; sound sibilance pada vocal biasanya di 5000hz-8000hz. Jika masih sulit menghafal, gunakan frequency analyzer untuk mendeteksinya. Untuk mengcut frequency high sebaiknya bentuk bell pada equalizer (Q) jangan terlalu tajam dan menggunakan secara berlebihan karena akan membuat sound menjadi rusak.
Meningkatkan
Kejelasan Karakter Sound Instrument
Teknik ini dilakukan dengan cara boosting (menaikkan) frequency masing-masing instrument. Tips:
Teknik ini dilakukan dengan cara boosting (menaikkan) frequency masing-masing instrument. Tips:
- Boosting kick pada 50hz dan bass pada 100hz. Jangan boosting pada frequency yang sama karena akan terjadi penumpukan, dengan membedakannya akan membuat phase menjadi saling melengkapi, dalam bahasa awam sering disebut “kick dan bass kawin”.
- Boosting snare di 250hz. Akan membuat sound snare menjadi tebal
- Boosting Hi-hat di 8000hz dan Cymbal di 5000hz. Jangan boosting 2 track ini di frequency yang sama, karena kejelasan karakter masing-masing akan bertabrakan. Dan sebaiknya hi-hat lebih high ketimbang Cymbal, karena hi-hat yang bagus soundnya berkilau dan cymbal yang baik tetap terdengar suara body dari cymbal tersebut.
- Boosting gitar dan vocal di frequency yang berbeda dengan snare, karena ketiga instrument ini sering bertabrakan frequencynya.
Membuat
Separasi Tiap Instrument
Ini adalah bagian terpenting dalam menggunakan equalizer. Caranya adalah dengan membuat tiap track instrument berada pada rentang frequencynya masing-masing. Jika beberapa instrument saling bertabrakan frequency dominannya maka dilakukan cut dan boosting sesuai kebutuhan. Lalu jika ada spasi frequency yang kosong dapat diisi dengan suara instrument (sesuai kreatifitas anda). Intinya adalah frequency dari low hingga hi high terisi penuh tapi masing-masing instrument mengisi rentang frequency dominannya sendiri-sendiri hingga saling melengkapi.
Frequency Tips
Tabel di bawah ini adalah tips agar anda lebih mudah memahami tentang teknik equalisasi dalam memixing lagu. Tips berikut bukan standar, tapi menurut telinga dan pengalaman saya yang berdasarkan buku Art Of Mixing by David Gibson:
Ini adalah bagian terpenting dalam menggunakan equalizer. Caranya adalah dengan membuat tiap track instrument berada pada rentang frequencynya masing-masing. Jika beberapa instrument saling bertabrakan frequency dominannya maka dilakukan cut dan boosting sesuai kebutuhan. Lalu jika ada spasi frequency yang kosong dapat diisi dengan suara instrument (sesuai kreatifitas anda). Intinya adalah frequency dari low hingga hi high terisi penuh tapi masing-masing instrument mengisi rentang frequency dominannya sendiri-sendiri hingga saling melengkapi.
Frequency Tips
Tabel di bawah ini adalah tips agar anda lebih mudah memahami tentang teknik equalisasi dalam memixing lagu. Tips berikut bukan standar, tapi menurut telinga dan pengalaman saya yang berdasarkan buku Art Of Mixing by David Gibson:
Freq uency
|
40- 100hz
|
100- 200hz
|
200- 800hz
|
800- 1000hz
|
1 khz- 5khz
|
5 khz- 8khz
|
8 khz- 12khz
|
Kick
|
low
|
bulat
|
kotor
|
high
|
desis
|
||
Hi hat
|
cut
|
cut
|
kotor
|
jelas/ garing
|
kilau
|
||
Snare
|
cut
|
power
|
kotor
|
presence
|
|||
Toms
|
full
|
kotor
|
presence
|
high
|
|||
Floor
|
low
|
full
|
kotor
|
presence
|
|||
Over Head
|
cut
|
cut
|
kotor
|
jelas/ garing
|
kilau
|
||
Bass
|
low
|
bulat
|
kotor
|
body
|
presence
|
high
|
desis
|
Elektrik gitar
|
cut
|
low/ crunch
|
Kotor/ bulat
|
menyayat
|
garing
|
desis
|
|
Akustik gitar
|
cut
|
Body/ full
|
kotor
|
kejelasan
|
kilau
|
||
Conga
|
boom
|
full
|
kejelasan
|
||||
Strings
|
dasar
|
full
|
kotor
|
digital
|
kejelasan
|
kilau
|
|
Piano
|
dasar
|
full
|
kotor
|
kotor/ presence
|
kejelasan
|
harmonic
|
|
Organ
|
dasar
|
full
|
kotor
|
garing
|
|||
Vocal
|
gemuruh
|
power
|
kotor
|
presence
|
kejelasan/ sibilance
|
kilau/ desis
|
Untuk mulai melakukan cutting atau boosting menggunakan equalizer, dengarkanlah dahulu track yang hendak di equalisasi, setelah benar-benar tau apa yang ingin dilakukan lalu mulailah mengequalisasi. Artinya, gunakan equalizer sesuai tujuan, jangan digunakan untuk memanipulasi suara, karena salah dalam mengcut atau boosting kadang membuat sound bagus justru menjadi tidak enak didengar. Maka tetap percayalah pada apa yang anda dengar.
Balanced atau Unbalanced ?
Ada dua
macam koneksi dalam sistem audio : BALANCED dan UNBALANCED. Koneksi BAL adalah
koneksi dengan tiga jalur konduktor/kabel yaitu : positif – negatif - ground.
Adapun koneksi UNBAL adalah koneksi dengan hanya 2 jalur kabel : positif dan
negatif (bila ada jalur ketiga, maka biasanya jalur ketiga digabungkan dengan
jalur negatif).
Koneksi
UNBAL memiliki resiko noise karena rentan terhadap gangguan/interferensi dari
perlengkapan listrik (seperti lighting, dsb.) atau stasiun pemancar. Noise ini
terjadi karena gelombang interferensi alat listrik lain tersebut menembus kabel
kita dan ikut terbawa ke perlengkapan sound kita. Resiko
interferensi ini menjadi semakin besar seiring dengan semakin panjangnya kabel.
Untuk mengatasi hal ini, maka sebaiknya kita menggunakan koneksi BAL. Dalam
koneksi BAL, sinyal dikirim melalui 2 buah jalur kabel. Salah satu jalur kabel akan membalik
sinyal yang berangkat sehingga sinyal tersebut Out-Phase / Cancelling dengan
sinyal di jalur kabel yang satunya lagi. Karena dilindungi dengan kulit kabel,
maka pembalikan ini tidak akan membawa efek Cancellation. Di ujung lainnya,
sinyal terbalik tadi akan kembali dibalik sehingga kita kembali mendapatkan
sinyal In-Phase seperti sediakala.
Keuntungan
dari pembalikan ini adalah : semua sinyal interferensi yang masuk sepanjang
kabel akan saling meniadakan (Cancellation / Out-Phase) pada saat tiba di ujung
akhir kabel. Sungguh sebuah cara yang cerdik untuk menghindari interferensi
sinyal audio - JS.
Memang sulit
men-setting EQ karena sangat tergantung selera, akustik ruangan, dan
faktor-faktor lainnya. Untuk mendapatkan hasil yang baik, mulai dengan
menetralkan semua EQ di posisi 0 atau flat, lalu besarkan seluruh volume 50%.
Pastikan bahwa anda sudah puas dengan posisi speaker dan gain subwoofer.
Setelah itu,
putar CD yang anda hafal soundnya, dan sesuaikan tiap-tiap frekuensi band EQ
satu-persatu. Jangan sekaligus beberapa band frekuensi ! Satu band saja
dan dengarkan lagi. Selesaikan satu band tersebut sampai soundnya bisa
diterima. Lalu lanjutkan ke band frekuensi lainnya.
Selama
melakukan ini, bisa saja anda menyesuaikan band sebelumnya kembali karena bunyi
sound masih berubah-ubah sepanjang penyesuaian. Memang langkah ini sangat
memakan waktu, tetapi hasilnya sangat memuaskan. – IMPERIAL REIGN dari
forums.techpowerup.com
- Bila
bersuara ‘becek / berlumpur’ (muddy), potong (cut) di area 250Hz
- Bila berbunyi ‘kaleng’ (honky), potong di area 500Hz.
- Potong (cut) bila anda menginginkan suara yang lebih baik.
- Tambah (boost) bila anda ingin membuat bunyi unik / berbeda.
- Kita tidak dapat mem’boost’ bila memang frekuensi itu tidak ada di sumber bunyi.
- Bila berbunyi ‘kaleng’ (honky), potong di area 500Hz.
- Potong (cut) bila anda menginginkan suara yang lebih baik.
- Tambah (boost) bila anda ingin membuat bunyi unik / berbeda.
- Kita tidak dapat mem’boost’ bila memang frekuensi itu tidak ada di sumber bunyi.
Gunakan
bandwidth Q sempit sewaktu ‘cut’, gunakan Q lebar waktu ‘boost’. Bila anda
menginginkan suatu suara menonjol, kurangi bagian bottom/low. Bila anda
menginginkan suara itu bercampur dengan suara lainnya, kurangi bagian top-high
nya - www.ps139.com
Berikut
adalah tabel Mik Fielding untuk mengetahui frekuensi dari nada beserta panjang
gelombangnya.Tabel ini sangat berguna untuk membantu agar mixing kita lebih
detil lagi.
Dengan
melihat tabel ini, kita mengerti mengapa kita tidak dapat mendengar nada D-1
dari jarak 2 meter di depan subwoofer. Karena nada D-1 membutuhkan 10 meter
lebih untuk dapat terbentuk sempurna dan menjadi bunyi.
NADA PIANO
|
FREKUENSI (Hz)
|
PANJANG GELOMBANG
|
A - 0
|
27,5
|
13,481 meter
|
D - 1
|
36,7081
|
10,100 meter
|
A - 1
|
55,0000
|
6,741 meter
|
D - 2
|
73,4162
|
5,050 meter
|
A - 2
|
110,000
|
3,37 meter
|
D - 3
|
146,832
|
2,525 meter
|
A - 3
|
220,000
|
1,685 meter
|
D - 4
|
293,665
|
126,2 cm
|
A - 4
|
440,000
|
84,26 cm
|
D - 5
|
587,330
|
63,12 cm
|
A - 5
|
880,000
|
42,13 cm
|
D - 6
|
1174,66
|
31,6 cm
|
A - 6
|
1760,00
|
21,1 cm
|
D - 7
|
2349,32
|
15,8 cm
|
A - 7
|
3520,00
|
10,5 cm
|
D - 8
|
4698,64
|
7,9 cm
|
A - 8
|
7040,00
|
5,3 cm
|
D - 9
|
9397,27
|
3,9 cm
|
A - 9
|
14080,0
|
2,6 cm
|
D - 10
|
18794,5
|
2 cm
|
Salah satu
perangkat yang sering digunakan dalam sound system adalah Gate. Terutama
setting sound drum,dimana komponen seperti snare, hihat, tom, kick dll letaknya
berdekatan dan rawan kebocoran bunyi.
Secara
singkat Gate adalah : alat yang tidak akan meneruskan sinyal (dalam satuan dB)
apabila nilai level signal-nya di bawah nilai threshold yang ditentukan. Lalu
kontrol apa yang biasanya menjadi standar dalam perangkat Gate? Yang utama
adalah :
- Threshold : kontrol ini yang akan menentukan di level berapa signal diperbolehkan masuk gate. Apabila di bawah nilai ini, maka signal akan ditutup dan tidak diteruskan. Semakin besar dB yang kita set, semakin besar signal yang dibutuhkan untuk membuka gate.
- Attack : mengontrol kecepatan gate bereaksi apabila signal sudah memasuki ambang threshold.
- Release : menentukan seberapa cepat gate kembali menutup setelah sebuah signal dibiarkan melewati gate.
Setiap produsen menambahkan fitur-fitur lain sebagai pelengkap. Bacalah manual alat tersebut. Atau luangkan waktu untuk mencoba berbagai fitur tersebut.
Gate biasanya disisipkan di insert mixer. Mengapa demikian? Dengan melewati insert mixer, berarti signal sudah melalui proses treatment gain melalui gain / trim. Hal ini akan mempermudah kita apabila ada permasalahan yang timbul di tengah pertunjukan.
- Threshold : kontrol ini yang akan menentukan di level berapa signal diperbolehkan masuk gate. Apabila di bawah nilai ini, maka signal akan ditutup dan tidak diteruskan. Semakin besar dB yang kita set, semakin besar signal yang dibutuhkan untuk membuka gate.
- Attack : mengontrol kecepatan gate bereaksi apabila signal sudah memasuki ambang threshold.
- Release : menentukan seberapa cepat gate kembali menutup setelah sebuah signal dibiarkan melewati gate.
Setiap produsen menambahkan fitur-fitur lain sebagai pelengkap. Bacalah manual alat tersebut. Atau luangkan waktu untuk mencoba berbagai fitur tersebut.
Gate biasanya disisipkan di insert mixer. Mengapa demikian? Dengan melewati insert mixer, berarti signal sudah melalui proses treatment gain melalui gain / trim. Hal ini akan mempermudah kita apabila ada permasalahan yang timbul di tengah pertunjukan.
Setting Gate
: dapatkan
struktur gain dengan meminta pemain drum untuk mencoba dulu satu persatu. Mulai
kick, snar, hihat, tom. Setelah itu lakukan sedikit equalisasi sampai sound
dari masing-masing channel dianggap memuaskan. Baru setelah itu kita tentukan
setting threshold Gate. Tentukan nilai attack terbaik agar gate bereaksi
secepat mungkin dan natural . Kalo sudah dengarkan hasilnya. Apabila ada bunyi
sustain mengganggu maka putuskan berapa nilai release terbaik.
Lakukan
proses ini satu persatu, mulai kick, snar, hihat, dan seterusnya sampai semua
yang perlu di gate telah masuk. Ingat bahwa drummer adalah manusia yang
staminanya bisa menurun. Karena itu tentukan nilai threshold dengan bijak.
Jangan terlalu ekstrim menentukan threshold karena nantinya mengakibatkan hasil
sound tidak natural.
Artikel ini
tidak serta merta membuat kita jadi piawai dalam men-setting gate, tentunya
tetap dibutuhkan praktek dan latihan untuk mengasahnya. Selamat mencoba –
Uki Tridaya
Kick Drum : 60-80 Hz Bottom depth; 2.5kHz Slap attack
Snare Drum : 240 Hz Fatness; 2-3kHz Crispness
Hi-Hat Cymbal : 200 Hz Clank; 2-4kHz Stick hit metal ; 6-8kHz
Harshness; above 8 kHz Shimmer
Rack Toms : 240 Hz Fullness; 2-4kHz Attack; 8kHz Overtones
Floor Tom : 120 Hz Fullness; 2-4kHz Attack; 8kHz
Overtones
Bass Guitar : 60-80 Hz Bottom; 700-1kHz Attack or Pluck; 2.5 kHz
String Noise or Pop
Acoustic Guitar : 80-120 Hz Bottom; 240Hz Body; 2.5-5kHz Clarity;
Electric Guitar : 100-250Hz Body; 2.5-3KHz Clarity; 6-8kHz Presence.
Electric Organ : 80-120 Hz Bottom; 240Hz Body; 2.5kHz Clarity
Piano : Bottom at 80-120Hz; Clarity at 2.5-5kHz;
"Honky Tonk" sound with high "Q" at 2.5kHz
Horns : Fullness at 120-240Hz; Shrill at 5-8kHz
Strings : Fullness at 240Hz; Scratchiness at 7-10kHz
Conga/Bongo : Resonance at 200-260Hz; Presence/Slap at 2-4kHz
Vocal : Fullness at 120Hz; Boominess at 200-280Hz; Presence
at 5kHz; Sibilance at 6-7kHz
Secara garis
besar, frekuensi pidato dapat dibagi atas 3 area utama : fundamental, huruf
hidup (vowel : a, i, u, e, o) dan huruf mati (konsonan).
Fundamental
pidato ada di frekuensi 125-250 Hz. Disini kualitas suara terdapat. Kita dapat
mengenali suara si pembicara di frekuensi ini.
Huruf hidup
muncul di frekuensi 350 Hz – 2 kHz. Huruf mati muncul di 1,5 – 4 kHz.
60 % energi
suara muncul di frekuensi 63 - 500 Hz dengan hanya 5 % tingkat kejelasan suara.
Sementara itu area 500 Hz – 1 kHz menampilkan 35 % kejelasan suara. Dan
akhirnya area 1 – 8 kHz menghasilkan 60 % kejelasan suara.
Terlalu
banyak boost di antara 1 – 4 kHz dapat menyebabkan pendengar lelah. Tetapi
vokal dapat dibuat menonjol dengan boost di 3 kHz. Terlalu banyak boost di area
5 -16 kHz dapat menyebabkan sibilance (desis ‘ssss’) - Devin DeVore
Bila anda
tidak memiliki sound operator tetap, sebaiknya anda mempertimbangkan untuk
menggunakan Feedback Eliminator / Destroyer.
Alat ini
adalah sebuah prosesor elektronik yang mencari dan menghancurkan feedback. Bila
sebuah feedback muncul, maka secara otomatis alat ini akan mencari frekuensi
feedback tersebut dan menakik nya (notches it out). Waktu feedback muncul lagi
di frekuensi yang lain, maka alat tersebut akan mengirim filter kedua sebagai
penyelamatnya - Lorne Atkins
Alasan
mengapa EQ lebih baik di 'cut' (kurangi/potong) dibandingkan dengan di 'boost'
(dinaikkan) adalah karena dengan boosting, maka kita juga mem -boost noise di
sinyal tersebut. Coba saja. Boost tiap frekuensi dan dengarkan hasilnya. Bila
anda pikir sound nya bertambah enak, silahkan saja. Siapa tahu ? - Ian
Waugh
Hal pertama
yang diperhatikan orang adalah penyanyi utama. Pastikan bahwa mereka terdengar
baik dan cukup keras, baru kemudian kita mengolah gitar, keyboard, drum, dan
sebagainya - Dave
Kabel untuk
speaker tidak baik digunakan sebagai kabel instrumen. Begitu pula sebaliknya.
Karena kabel instrumen hanya mampu membawa sedikit tenaga (low power) dan
ber-hambatan tinggi (high impedance / High Z). Sedangkan kabel speaker
sebaliknya : high power dan hambatan rendah (low Z).
Bila anda
menggunakan kabel instrumen sebagai kabel speaker, mungkin anda akan baik-baik
saja di sinyal rendah. Pada sinyal tinggi, anda akan mengalami berbagai masalah
dalam bentuk ampli mengalami panas berlebihan, speaker berbunyi distorsi
(peak), atau kabel hangus.
Bila kita
menggunakan kabel speaker untuk instrumen, maka bisa jadi anda akan mengalami
noise karena induksi dari perlengkapan listrik di sekeliling (lighting, dan
sebagainya). Mengapa demikian ? Karena kabel speaker hanya memiliki pelindung
luar yang tipis, sedangkan isi kabel dalamnya besar dan tebal. Induksi
mudah masuk dan terbawa oleh kabel hingga berbunyi di speaker kita –
www.fender.com
Total
Harmonic Distortion adalah sebuah indikator di amplifier atau pre-amp tentang
seberapa jauh penurunan kualitas suara terjadi. THD diukur dengan cara
membandingkan output dengan input.
Suara
terdiri dari berbagai frekuensi. Kualitas suara input (frekuensi) dapat
mengalami penurunan setelah diproses oleh alat tersebut. Besar penurunan
kualitas ini dinyatakan dengan angka THD. Misalnya THD 0.004 %, artinya
kualitas suara menurun 0,004% dibandingkan aslinya.
Semakin
kecil nilai THD, semakin bagus kualitas alat tersebut -
www.stereos.about.com
Ada beberapa
tipe program reverb. Mari kita lihat lebih detail :
Tipe ROOM :
reverb tipe ini adalah simulasi suara yang berbentuk ruangan. Simulasi suara
ini mencerminkan ruangan yang lebih kecil dibandingkan tipe HALL.
Tipe HALL :
tipe ini menghasilkan sound yang lebar, hangat, dan besar. Mencerminkan ruangan
aula yang besar.
Tipe PLATE :
tipe ini sangat sesuai untuk vokal. Pada jaman dahulu pembuatan reverb Plate
dilakukan dengan cara mengirim sound ke sebuah plat metal yang akan
memantulkannya kembali bolak balik. Suara vibrasi pantulan ini kemudian direkam
kembali menjadi audio signal. Reverb ini bersifat cerah (bright) dan jernih
(clean) sehingga cocok untuk vokal.
Tipe CHAMBER
: dahulu kala, semua studio memiliki ruang pantul (echo chamber). Suara
dikirimkan ke ruang pantul ini, kemudian direkam kembali. Suara pantulan inilah
yang dinamakan reverb Chamber – www.emusictips.com
Banyak
pembicara terbiasa mendengar suara mereka lewat speaker dan menyesuaikan volume
dan kualitas suara mereka sesuai apa yang mereka dengar. Mereka butuh speaker
monitor yang baik agar percaya diri dengan suara mereka.
Suara
monitor yang terlalu kecil akan menyebabkan pembicara mendekatkan diri ke mic
atau berteriak. Bila monitor terlalu keras akan menyebabkan mereka menjauh dari
mic dan berbicara lembut. Perhatikan bagaimana mereka memegang mic – bila
terlalu jauh, kecilkan monitor. Bila terlalu dekat, keraskan monitor - Dr. Dale A.
Robbins
Rasio Signal
to Noise (S/N) adalah jarak antara level sinyal dengan level dimana mulai
terdengar noise. Besarnya S/N biasanya dinyatakan dalam dB (desibel).
Untuk
mengetahuinya secara praktis (selain membaca manual alat) dapat kita gunakan
cara berikut : Tanpa ada bunyi sinyal apapun, kita naikkan volume sampai kita
mendengar adanya bunyi noise. Itulah nilai S/N dari alat yang kita operasikan.
Nilai S/N
30dB artinya ada 30dB sinyal dengan 0dB noise, dan juga berarti ada 31dB sinyal
dengan 1dB noise, serta ada 50dB sinyal dengan 20dB noise, dst.
Semakin
besar nilai S/N berarti semakin bebas alat tersebut dari noise. Alat dengan S/N
70dB lebih baik dari alat dengan nilai S/N 40dB. Alat pertama dapat
menghasilkan bunyi yang bebas noise hingga 70dB, sedangkan alat kedua hanya
mampu menghasilkan bunyi bebas noise 40dB saja.
Dengan
mengetahui batas S/N, maka kita akan tahu sampai batas mana audio yang kita
hasilkan bersih dari noise – Benjamin Soegiaman & JS
Compressor
adalah sebuah alat yang sangat berguna. Di live music, kompresor diguanakan
untuk membatasi peak sinyal. Kompresor dapat meningkatkan dan membumbui suara,
tetapi bila di set terlalu tinggi akan merusak suara. Ingat hal ini : Hanya gunakan
kompresor bila dibutuhkan, jangan meng-kompres hanya karena kita memiliki
kompresor yang bagus !
Berikut
adalah beberapa tips tuntunan dalam menggunakan kompresor. Tidak setiap kasus
cocok dengan tips ini, tetapi tips ini patut dicoba sebagai bahan dasar untuk
melakukan perbaikan lebih jauh.
Kick Drum -
ratio 8:1, attack di bawah 2ms, reduksi maksimum 10dB.
Snare Drum –
ratio 3:1, auto attack release, threshold -10dB. Bila menginginkan suara yang
dalam, gunakan ratio antara 4:1 - 6:1, attack 5-10ms, release sekitar 150ms,
reduksi maksimum 10dB.
Elektrik
Gitar – ada 3 ide yang patut dicoba : Ratio antara 3:1 – 5:1 dengan auto attack
release dan reduksi 8-10dB. Ratio antara 4:1 - 10:1 dengan attack 10-50ms dan
release 0,4 detik. Untuk menghasilkan sound yang kuat, coba ratio lebih tinggi
dan release lebih cepat
Bass - ratio
antara 4:1 - 8:1, attack 50ms, release time 0,4 seconds, reduksi 6-10dB.
Vokal –
ratio antara 4:1 - 8:1, attack yang cepat, release 0,5 detik, reduksi 4-6dB.
Jangan
terlalu gila-gilaan meng-kompres vokal ! - OldBarn Audio
Seting
compressor seperti apa yang dapat menghasilkan punch drum maksimum seperti yang
dibutuhkan musik Hip-Hop dan House ?
Dalam banyak
kasus Hip-Hop, ratio yang umum digunakan adalah 4:1 hingga 7:1. Ratio di atas
8:1 efektif untuk membatasi (limiting) bukan untuk kompresi. Para jagoan
biasanya menggunakan reduksi antara 10 – 15 dB pada kick, snare, bass dan
gitar.
Untuk
membentuk sound kick drum yang ideal, kami umumnya menggunakan ratio 5:1 dengan
threshold -12,4 dB. Sekali anda telah menemukan ratio dan threshold yang cocok,
anda telah siap untuk memanaskan panggung dengan men-seting attack dan release
yang sesuai - www.modernbeats.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar