Setiap instrumen musik memiliki karakteristik khasnya
sehingga teknik miking harus disesuaikan dengan setiap jenis instrument. Ketika
mikrofon diposisikan untuk menangkap suara dari instrumen musik, harus
dipertimbangkan beberapa faktor. Satu faktor esensial: berusaha dapatkan
reproduksi suara instrumen paling setia. Oleh karena itu, harus dipertimbangkan
faktor kandungan frekuensi dari suara, arah propagasinya, suara gangguan dari
instrumen lain yang berdekatan, pantulan, dsb. Berikut adalah beberapa solusi
untuk miking instrumen yang umum. Hanya dijelaskan deskripsi teknik miking yang
umum, mengingat bahwa penempatan mikrofon adalah seni yang berkembang dengan
pengalaman dan – seperti seni lainnya – tersedia banyak ruang untuk solusi
imajinatif.
Drum-kit: berikut adalah solusi standarnya:
Gambar 10.22 Contoh miking drum kit
Untuk setiap bagian dari drum kit sebuah mikrofon
ditempatkan”
(1)Kick drum (dinamik)
(2)Snare drum (dinamik sensitif)
(3)Hi-hat (kondenser)
(4)Tom 1 (dinamik sensitif)
(5)Tom 2 (dinamik sensitif)
(6)Floor Tom (dinamik sensitif)
(7)(8) Crash cymbal (dua kondenser ditempatkan dengan
konfigurasi stereo sesuai pilihan pribadi untuk menangkap suara stereo dari
keseluruhan drum kit. Dua mikrofon ini disebut dengan mikrofon overhead).
Gitar akustik: baik mikrofon dinamik atau kondenser
dapat digunakan, sesuai dengan pilihan engineer. Mikrofon diarahkan ke badan
gitar, di sebelah kayu. Penting untuk tidak menempatkan mikrofon di dekat
lingkar lubang, karena udara yang keluar dari lubang ketika badan gitar
bervibrasi. Dengan menempatkan mikrofon pada posisi ini terjadi resiko suara
udara bergerak yang terekam alih-alih suara gitar akustik. Mikrofon dapat
ditempatkan di leher gitar untuk menangkap suara jari-jari yang bergeser pada
fretboard, sehingga menambahkan sentuhan hidup (di tahap mixing suara ini bisa
ditambahkan dalam jumlah yang sangat lembut). Mikrofon juga dapat ditempatkan
di sisi badan gitar.
Gambar 10.23 Miking gitar akustik
Gitar elektrik (Bass elektrik): suara asli dari gitar
elektrik atau bass elektrik adalah yang keluar dari amplifier. Oleh karena itu,
ketika merekam instrumen ini mikrofon dinamik ditempatkan dekat dengan kerucut
amplifier. Karakteristik kerucut amplifer adalah semakin ke tengah semakin
tinggi frekuensi yang dihasilkan, karena frekuensi tinggi berpropagasi dari
kumparan ke kerucut menujut pusatnya; dan berkurang ketika frekuensi tinggi
berdifusi menuju sisi luarnya. Maka, untuk menangkap sinyal yang paling
mendekati sinyal asli, mikrofon ditempatkan di bagian tengah kerucut. Amplifier
gitar sangat mempengaruhi warna suara gitar, dan jika diinginkan suara yang
lebih dekat dengan suara instrumen dapat digunakan DI Box. Suara rekaman
amplifier dan DI Box bisa dicampur untuk mendapatkan hasil komposit.
Instrumen Brass: untuk instrumen ini (trumpet,
trombon, saxophone, dsb.) penting untuk mengingat bahwa pada ujung kerucut,
sejajar arah utama propagasi suara, terdapat kandungan lebih tinggi frekuensi
tinggi daripada area yang berada di luar jalurnya.
Gambar 10.24 Contoh miking instrumen brass
Hal penting lainnya untuk dipertimbangkan adalah
instrumen brass menghasilkan suara tiupan yang mengganggu karena udara yang
melewati struktur instrumen dan tidak bertransformasi menjadi suara. Penempatan
mikrofon untuk instrumen brass penting untuk mereduksi gangguan ini, yang sulit
dikendalikan ketika mixdown.
Seruling: diagram berikut mengilustrasikan miking
tipikal seruling:
Gambar 10.25 Contoh miking seruling
Biola: diagram berikut mengilustrasikan miking tipikal
biola.
Gambar 10.26 Contoh miking biola
Piano: piano vertikal memiliki pilihan miking yang terbatas.
Solusi paling umum adalah memposisikan kedua mikrofon seperti dalam diagram,
dengan teknik miking stereo.
Gambar 10.27 Contoh miking piano sederhana
Untuk grand piano, ada berbagai solusi yang bisa
dipilih. Solusi paling sederhana adalah menggunakan dua mikrofon dengan teknik
stereo. Solusi yang lebih rumit adalah seperti yang diilustrasikan dalam
diagram, dimana sebanyak 8 mikrofon digunakan:
Gambar 10.28 Contoh miking lengkap grand piano
Mikrofon diposisikan berjauhan dari satu sama lain.
Jarak antara mikrofom bergantung kepada besar sumber suara. Aturannya adalah
menjaga rasio 3:1 antara jarak antara mikrofon dengan jarak antara mikrofon dan
sumber suara. Teknik ini tidak kompatibel untuk mono sehingga hanya digunakan
dalam konteks tertentu.
10.16.1 Teknik AB
Jumlah mikrofon yang digunakan bergantung kepada besar
sumber suara. Berikut adalah dua contoh dimana 2 atau 3 mikrofon digunakan, dan
jarak relatifnya:
Gambar 10.20 Posisi AB
10.16.2 Decca Tree
Decca Tree merupakan rangkaian mikrofon berjarak yang
biasanya digunakan untuk rekaman orkestra. Aslinya dikembangkan sebagai semacam
rekaman stereo A-B dengan menambahkan pengisi tengah. Teknik ini merupakan
teknik berjauhan yang paling digunakan. Teknik ini dikembangkan awal tahun
1950an dan digunakan secara komersial pertama kali pada tahun 1954 di Decca
Records untuk mendapatkan gambar stereo yang kuat.
Decca Tree terkadang dipasang menggunakan pendukung
metal segitiga berbentuk “T”. Pendukung “T” memiliki lebar 2 meter dan tinggi
1,5 meter tetapi dapat diubah-ubah. Bentuk dasar Decca Tree ditunjukkan gambar
berikut:
Gambar 10.21 Decca Tree
Decca Tree lebih sering menggunakan 3 stan mikrofon,
bergantung kepada besar ruangan dan jumlah ruang yang dibutuhkan.
Teknik ini secara tradisional menggunakan 3 mikrofon
omnidireksional. Variasi telah dilakukan menggunakan pasangan koinsiden, X-Y,
Mid/Side (M/S), atau posisi Blumlein, alih-alih mikrofon tengah.
Teknik ini menggunakan dua mikrofon diposisikan 16 –
17 cm terpisah, sesuai dengan jarak antara kedua telinga manusia. Teknik ini,
selain merekam perbedaan amplitudo, juga merekam perbedaan fase antara kedua
sinyal. Hal ini meningkat performa efek stereo, tetapi sekaligus mengancam
kompatibilitas mono.
10.15.1 Teknik ORTF (Organization Radio Television
Francaise)
Teknik yang berasal dari Perancis ini menggunakan dua
mikrofon kondenser dengan pola polar kardioid pada jarak 17 cm satu sama lain
dan sudut 110 derajat.


Gambar 10.19 Posisi ORTF
Jika sumber suara yang ingin direkam luas, mikrofon
dapat diposisikan dengan jarak 20 cm dan sudut 90 derajat.
10.15.2 Teknik NOS
Nederlandse Omroep Stichting (Dutch Radiotelevision
Foundation). Teknik dari Belanda, menggunakan dua mikrofon kardioid yang
diposisikan 30 cm terpisah dan sudut 90 derajat.
10.15.3 Teknik OSS – Optimum Stereo Sound
Dikembangkan di Switzerland. Dua mikrofon
omnidireksional digunakan, terpisah 17 cm dan sudut 90 derajat. Antara kedua
mikrofon, sebuah Jacklin Disc ditempatkan, yang mensimulasi kehadiran kepala
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar