elektronika

Minggu, 24 November 2013

MENU FACTORY TV ATAU MENU SERVIS TV



Pada saat ini hampir semua merk dan tipe tv menggunakan media remote control sebagai akses menu servis, dari menyetel ukuran gambar, mengkalibrasi IF ataupun RGB, juga untuk menyetting suara dan yang lainnya. Namun untuk setiap merk TV menggunakan kode-kode yang berbeda untuk membuka menu servis/factory tersebut.
seperti salah satu contoh untuk membuka kode
TV polytron yaitu:
1. Dalam keadaan standby, tekan menu di remote beberapa detik sampai televisi menyala dan meminta kode akses
2. Tekan kode 1013 atau 1014 untuk dapat membuka menu-menu service yang tersedia
3. Gunakan tombol CH UP dan CH DOWN di remote untuk mengganti menu atau gunakan tombol VOL UP atau VOL DOWN di remote untuk mengurangi atau menambah kan.

Kode servis TV AKIRA:
1. Pada saat TV menyala, tekan tombol AV di remote
2. Lalu tekan tombol Menu, Qview dan mute maka akan keluar menu-menu servis di layar.
3. Gunakan tombol Timer untuk mengganti menu dan tombol VOL UP dan Vol DOWN untuk menambah dan mengurangi.

TOSHIBA : TEKAN MUTE DI REMOTE SEKALI,KEMUDIAN TEKAN LAGI DAN TAHAN MUTE + MENU DI TV .ULANGI UNTUK PROSES BERIKUTNYA
TEKAN MENU DIREMOTE-TEKAN ANGKA 4,7,2,5
TEKAN VOL(-) DI TV -TEKAN DAN TAHAN ANGKA 9

SANYO : MENU DI REMOTE + VOLUME UP TV
LG FLATRON: TEKAN OK DIREMOTE + OK DI TV atau MENU REMOTE + MENU DI TV
TCL : TEKAN DISPLAY (OSD) DIREMOTE + VOLUME DOWN DI TV ,tahan 3 detik

POLYTRON : POSISI TV STNDBY, TEKAN DAN TAHAN MENU DI REMOTE HINGGA TV MENYALA MASUKAN KODE ANGKA 1013.

PANASONIC : SHORT (KONEK SESAAT) PIN FA-1 KE FA-2 ATAU TP-8 KE GROUND

PANASONIC TX SERIES :TEKAN VOL(-) DI TV + OSD
SHARP : SHORT KAKI (PIN)6 DAN PIN 7 SESAAT PADA IC MCU (TDA 98XXX).UNTUK KELUAR SHORTKAN KEMBALI

SHARP EXPRESSION : HUBUNGKAN ATAU JEPIT DUA KAWAT /JUMPER J800 ( ADA DISEBELAH TUNER ) YG PCB- TELAH DISEDIAKAN LUBANG DAN DUA JUMPER SEJAJAR.

CRYSTAL : POSISI TV STNDBY,TEKAN VOLUME UP + VOLIME DOWN PADA TV BERSAMAAN DAN TAHAN HINGA TV ON

PHILLIPS : POSISI TV STNDBY,TEKAN 0,6,2,5,9,MENU

AKARI: TEKAN SLEEP DI REMOTE + MENU TV

SAMSUNG: POSISI STANDBY TEKAN DI REMOTE : MENU PSTD + MUTE + POWER ON

SAMSUNG PLANO : POSISI STANDBY, TEKAN DI REMOTE : DISPLAY-MENU-MUTE-POWER ON

SAMSUNG PLANO DIGITAL HD100: STANDBY-DISPLAY-MENU-MUTE-POWER
ATAU : STANDBY-MUTE-1-8-2-POWER ON

AKIRA,FUJITEC,BOOMBA:
DAN BEBERAPA MEREK CHINA YANG LAINNYA YG MENGGUNAKAN IC PROGRAM TYPE LC8632XX SERIES : TEKAN MENU DI REMOTE DUAKALI RECALL (Q.VIEW) – MUTE.
TV
CHINALAINNYA ( KCL,MITOCHIBA,BAZZOMBA) TEKAN VOLUME DI TV HINGGA NOL.TEKAN RECCAL DI REMOTE SEKALI, TEKAN DAN TAHAN VOLUME ( + ) DI TV BERSAMAAN DENGAN TEKAN KEMBALI RECALL DI REMOTE..ulang proses tersebut untuk masuk ke sub menu selanjutnya sampai ke posisi keluar menu servis.

AIWA : TOMBOL MENU SERVISNYA ADA DI DALAM REMOTE DI ATAS TOMBOL VOLUME (+),BONGKAR DAHULU.
JVC : TEKAN DAN TAHAN BERSAMAAN OSD+MUTE
ATAU TEKAN DAN TAHAN OSD+PICTURE

HITACHI: TEKAN DAN TAHAN TOMBOL AVDI TV, HIDUPKAN POWER SWITCH TV
SONY : STANDBY- OSD + 5 + VOL(-) + POWER ON

RCA/THOMSON: TEKAN DAN TAHAN TOMBOL VT DI TV + POWER SWITCH ON TV

PROTEC TV SHARP




Untuk service kerusakan TV Sharp dengan kondisi protec, bang Zic memberikan solusinya sebagai berikut:
Pertama anda harus bersihkan dulu mainboardnya dengan sikat atau kuas yg dipotong sekitar 2cm,untuk melihat dan memastikan adanya titik solder yg tidak baik,karena titik solder yg kendur akan tergerak dan dapat anda lihat dengan jelas.Gunakan cairan thinner high gloss ( berkualitas bagus dan cepat kering ) untuk membersihkan kotor atau noda pada mainboard.Setelah bersih,periksa semua titik solder di bagian : Vertikal-Regulator/power supply-Flyback. Blok ini adalah yang paling sering terjadi kerusakan titik solder karena panas yang ditimbulkannya.terutama periksa solderan pada bagian kaki IC vertikal dan resistornya.
Ganti IC vertikal jika memang anda yakin rusak atau juga di tandai dengan berubahnya warna resistor vertikal.kerjakan dengan teliti.
Coba nyalakan pesawat TV dan perhatikan,jika masih tidak mau start secara normal ,ikuti langkah berikut ini:
Jika nyala led berwarna merah ke hijau dan berhenti menjadi kuning,kerusakan terjadi pada IC memory (24c04-24c16),ganti dengan yg baru.Setting kembali parameter di dalam servis menu. Jika led berwarna merah terus mati,kerusakan terjadi pada IC utama ( TDA 938psxxx ) atau kehilangan tegangan 3.3volt pada regulator,cek bagian power supply.
Jika berwarna hijau atau merah berkedip-kedip,ada kesalahan dalam IC memory.
ika led berwarna hijau selama 5-10 detik dan kembali merah,ada kegagalan pada bagian horisontal,periksa flyback ( cabut dan ukur dengan multimeter skala 10k pada kaki ground dan kaki yg menuju kolektor TR.output horisontal,jika bergerak meskipun sedikit berarti flyback sudah short.Juga periksa tegangan 180V untuk blok RGB,biasa terjadi kerusakan pada resistor pembatasnya .
Kesimpulan :
TV SHARP yang menggunakan IC utama seri TDA 938PSxxx,umumnya dan sering terjadi kerusakan pada : SOLDERAN YANG KURANG BAGUS, IC VERTIKAL, IC MEMORY,FLYBACK dan REGULATOR.
Tips ini sudah saya praktekan di rumah pada Sharp TV 14″ Universe dan berhasil dengan sukses. Tambahan untuk TV Sharp model ini jika gambar vertikal tidak normal (blank atas dan bawah sekitar 10 cm)coba short pin 6 dan 7 IC Utama (mode service) dan setting ulang vertikalnya ujar bang zic.
Bagi yang awam yang ingin mencoba di rumah Hati-hati ke setrum! ingat di TV masih ada setrum sisa (1-5 Kv) walupun colokan listrik TV sudah di lepas…

SPL>>>>>>WATT



Dua kata yang menjadi headline diatas memang sudah sangat akrab di kalangan profesional audio. Walaupun keduanya berhubungan sangat akrab, namun pengertian antara keduanya kadang masih samar-samar.
Pasti seringkali kita mendengar “Sound systemnya berapa watt, mas?” Pertanyaan sesorang tentang besaran watt sebuah sistem biasanya dihubungkan dngan tingkat kekerasan sistem itu sendiri. Benarkah demikian?
Yang pasti, kekerasan bunyi sebuah sistem bukanlah tergantung pada seberapa besar watt yang kita kirim kepadanya. Akan tetapi tergantung pada berapa besar SPL yang dikeluarkan oleh sistem itu. Hal ini karena SPL (Sound Pressure Level), yaitu satuan ukuran untuk tingkat efisiensi speaker.
Sebagai contoh, katakanlah speaker kita mampu menghadirkan SPL 100db pada 1 watt 1 meter (hal ini dikenal juga dengan tingkat sensitivitasnya). Meningkatkan daya yang kita kirimkan hingga dua kali lipatnya, hanya akan mengakibatkan penambahan SPL sebesar 3db saja. Jadi pada 2 watt 1 meter hanya akan dihasilkan SPL 103db. Sedangkan pada 4watt akan dihasilkan 106db, 8watt dihasilkan 109db, dan seterusnya, hingga tergantung pada kemampuan handling si speaker tersebut.
Dan hal itu tergambar pada charts di bawah ini :
1 watt 1 meter 100db
2 watt 1 meter 103db
4 watt 1 meter 106db
8 watt 1 meter 109db
16 watt 1 meter 112db
32 watt 1 meter 115db
64 watt 1 meter 118db
125 watt 1 meter 121db
250 watt 1 meter 124db
500 watt 1 meter 127db
Sehingga secara teori, dari 1watt sampai 500W hanya akan ada peningkatan SPL sebesar 27db.
Padahal ketentuan masih sangat tergantung pada tingkat efisiensi sang speaker. Bisa saja pada sistem speaker yang kurang begitu efisien dengan spesifikasi 97db, 1watt 1 meter, kadang kita membutuhkan power dua kali lipatnya untuk mencapai SPL tersebut. Sedangkan pada speaker yang lebih efisien, yang katakanlah dengan spesifikasi 103 db, 1watt 1 meter, bisa saja kita hanya membutuhkan daya setengahnya saja untuk mencapai SPL yang sama dengan yang sebelumnya.
Dari bahasan diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa tingkat efisiensi sistem speaker ternyata memberi pengaruh yang sangat signifikan terhadap sistem touring. Kalau saja kita bisa mendapatkan SPL yang memadai dengan hanya menggunakan setengah jumlah loudspeaker dan powernya, itu akan sangat membantu dalam pengepakan di tuk. Hemat penggunaan truk juga berarti akan menghemat BBM, meminimalisasikan resiko dalam perjalanan, hemat tenaga kerja, hemat waktu dala pemasangan, dan sebagainya. Beberapa point itulah yang beberapa tahun belakangan ini menjaditantangan bagi tim riset di berbagai pabrikan spekaer dunia untuk membuat sistem speaker berefisiensi tinggi untuk kebutuhan touring dan sound production. Itulah sebabnya sistem speaker Line Array dengan masing-masing terapan teknologinya menjadi begitu populer belakangan ini.
Aturan yang berlaku pada penggandaan watt power itu juga berlaku terhadap penggandaan jumlah kotak speaker.
Mari kita gunakan sebuah speaker full range yang sudah terdiri dari Hi Mid dan Low sebagai contoh. Katakanlah mereka berkemampuan 109db, 1watt 1meter.
Satu box speaker ini akan berkekuatan 109db, maka 2 buah box speaker yang sama (dengan rack powernya juga) hanya akan meningkatkan SPL sebesar 3db, sehingga menjadi 112db. Empat box menjadi 115db, 8 box 118db, 16 box 121db, dan 32 box 124db.
Pada 32 box sistem speaker untuk konser, secara teoritis akan menyajikan SPL sebesar 124db, 1watt 1meter. Dan pada 500watt per box akan memproduksi SPL sebesar 151db!
Begitulah teorinya. Masih ada faktor lain yang akan memungkinkan untuk terjadinya penambahan SPL. Misalnya dengan apa yang dinamakan “Couple Up”, yakni efek dari mendekatkan sebuah kotak speaker dengan kotak speaker lainnya. Sebagai contoh ketika 4 buah speaker low diset-up dalam 4 box diagram, masing-masing dari 2 box itu akan mendapatkan ekstra boost hingga 3db pada bagian low end-nya. Dengan demikian akan terjadi efisiensi speaker dari keempat box tersebut. Total penambahan SPLnya bisa mancapai 6db dari keempatnya.

SPL Vs Jarak
Jarak dengar terhadap speaker juga akan sangat mempengaruhi SPL. Itulah makanya makin jauh posisi kita dari speaker, maka penurunan SPL yang terjadi akan lumayan signifikan. Penurunan SPL yang terjadi ssuai dengan keterbalikan jarak.
Artinya penggandaan jarak dengar dengan speaker akan mengakibatkan penurunan SPL sebesar 6db.
Sehingga pada 32 box sistem speaker itu, untuk 500watt / box, maka secara teori akan dihasilkan SPL sebesar 151db pada 1meter. Dan pada penggandaan jarak menjadi 2meter, SPLnya akan berkurang menjadi 145db. Kemudian pada 4meter akan berkurang sebesar 139db, dan seterusnya.
Pada sebuah konser, dimana jarak antara penonton dan sistem speaker bisa berkisar antara 16 sampai 64meter, maka penurunan SPL yang terjadi malah bisa menjadi lambat, atau tidak terjadi dalam ukuran per 1meter, melainkan per area. Misalnya kalau jarak 16meter pertma terjadi penurunan level sekitar 24db, maka pada jarak 32meter berikutnya akan terjadi penurunan 12db (dari yang 24db). Sedangkan di jarak 64meter berikutnya, hanya terjadi penurunan 6db.
Pada event dengan area venue seluas ini, jarak ideal antara mixing console adalah 30 sampai 40meter. Dimana pada jarak ini, bunyi bocoran atau sound direct dari panggung sudah tidak terdengar lagi, sedangkan bunyi dari sistem speaker utamanya malah terdengar dengan kekuatan yang cukup baik. Jadi sangat berpeluang untuk menghasilkan mixing yang jauh lebih sempurna.

CAT FIBER UNTUK BOX SEPEAKER



dasarnya menggunakan Epoxy dan bagian luarnya menggunakan polyurethane.
Untuk epoxy dapat dibeli di toko cat mobil , dan cat polyurethane dapat di beli di toko cat untuk mebel . Penggunaannya seperti biasa, keduanya memiliki hardener, hardener harus dicampurkan terlebih dahulu baru kemudian kita campurkan thinner dan kita semprotkan
untuk penyemprotan cat sebenarnya ada sprayer khusu untuk ini tapi kalau kita beli pasti mahal, nah kiat mengggunakan sprayer biasa dan membuka tutupkannya dengan cepat. Hanya saja catnya harus agak kental.
papan kayu yang di gunakan yang baik menggunakan multiplek seperti yang di pakai boks speaker built up.

RUSAK SEKETIKA PADA TRANSISTOR HORIZONTAL




Sebagian besar para teknisi tentu pernah mengalami hal seperti ini, dimana ketika menemukan transistor HOT (horisontal output transistor) yang rusak, dan kemudian menggantinya dengan yang baru, namun ketika dicoba hidupkan maka transistor tersebut beberapa saat mengalami kerusakan kembali.
Mengapa hal ini bisa terjadi ?, berikut ini hal-hal yang menyebabkan transistor HOT mengalamai kerusakan seketika :
1. Kapasitor Resonan
capasitor resonanKapasitor resonan atau yang biasa disebut capasitor safety / kapasitor damper yang terdapat pada kolektor transistor HOT dipasang guna meredam tegangan kejut yang dihasilkan oleh trafo flyback dengan cara meyerap tegangan tersebut untuk mengisi kapasitor, kapasitor ini umumnya mempunyai tegangan kerja 1,6 KV, jika kapasitor ini rusak, short, kapasitansinya menurun atau solderanya kendor, maka tidak ada lagi yang menyerap tegangan kejut tersebut sehingga meyebabkan transistor HOT rusak seketika.
Bagaimana hal ini bisa terjadi ?, mari kita lakukan percobaan berikut ini agar didapat gambaran yang lebih jelas :
- Siapkan trafo power supply yang biasa dipakai untuk amplifier atau radio/tape/DVD compo yang masih bagus. Kalau bisa cari trafo merk import bukan trafo lokal
- Ambil AVO-meter dan set pada posisi X1
- Pegang probe merah dan hitam pada bagian logam-kontaknya / ujung colokannya (bukan dipegang pada plastiknya), ujung colokan merah dipegang dengan tangan kiri sementara ujung colokan hitam dipegang dengan tangan kanan.
- Tempel sebentar kedua probe tersebut pada terminal ac input 220v trafo dan kemudian lepaskan dengan jari tetap menempel pada ujung logam probe AVO-meter.
- Pada saat melepaskan kontak probe, maka akan dapat dirasakan adanya kejutan atau sengatan listrik yang kecil.
Dari mana asalnya tegangan kejutan ini ?, padahal kita tahu bahwa AVO-meter hanya menggunakan tegangan baterai 3 volt saja.
Pada semua induktor (kumparan) yang dilalui arus DC kemudian diputus, maka arus dengan tiba-tiba akan menghilang. Arus yang menghilang dengan tiba-tiba dengan waktu yang sangat singkat ini akan membangkitkan tegangan kejut yang waktunya sangat pendek yang dinamakan tegangan “induksi diri” (self induction) pada kumparan itu sendiri. Tegangan induksi diri ini besarnya dapat beberapa puluh kali lipat tegangan DC asalnya. Tegangan induksi diri inilah yang menyebabkan adanya kejutan saat kita mengukur trafo power supply tersebut.

Demikian juga yang terjadi pada kumparan primer trafo flyback. Trafo ini dilalui arus yang berbentuk pulsa-pulsa on-off secara berulang dengan frekwensi tinggi yang dapat menghasilkan tegangan kejut hingga puluhan ribu volt.
Kapasitor resonan digunakan untuk "meredam" tegangan kejut yang tinggi ini dengan cara menyerap tegangan tersebut untuk mengisi kapasitor.
Oleh karena itu jika kapasitor resonan sampai lepas solderannya atau nilai kapasitansinya turun, maka tegangan induksi diri dari trafo flyback tersebut tidak ada yang meredam. Tegangan kejut puluhan ribu volt akan diterima oleh kolektor transistor HOT sehingga menyebabkan transistor mati seketika karena tidak tahan.

Jika kapasitor resonan rusak, tetapi transistor HOT masih tahan bekerja hingga beberapa puluh detik saja, maka dapat menyebabkan :
  • Tegangan keluaran dari flyback, seperti heater, screen, tegangan anoda (HV) dll akan naik.
  • Jika pesawat dilengkapi dengan X-ray protector maka protector akan aktif bekerja
  • Raster sedikit menyempit kiri-kanan
  • Terjadi loncatan internal tegangan tinggi didalam flyback yang dapat merusak flyback itu sendiri, atau merusak kapasitor tegangan tinggi internal yang ada didalam flyback.
  • Ada kemungkinan merusak tabung gambar (timbul loncatan api didalamnya).
Pada kondisi normal, saat transistor HOT bekerja, terdapat 2 macam tegangan yang diterima oleh kolektor transistor HOT.
  1. Tegangan DC B+
  2. Tegangan berbentuk pulsa-pulsa yang besarnya kurang lebih 10x tegangan B+. Oleh karena itu transistor HOT minimal harus tahan bekerja pada tegangan 1500v.
Jika nilai kapasitor resonan nilainya diperbesar (ditambah dengan cara diparalel misalnya), maka akan mengakibatkan :
  • Tegangan tinggi anoda drop
  • Kecepatan sinar elektron dari katode ke arah anoda (layar) menurun, sehingga menyebabkan kecerahan gambar juga menurun.
  • Sinar elektron jadi lebih mudah untuk dibelokkan oleh kumparan defleksi (yoke) sehingga raster akan mengembang lebih lebar baik vertikal maupun horisontal.
2. Flyback short pada kumparan primernya
Lamp TestPada kondisi normal, saat transistor HOT pada kondisi “on” maka arus yang melalui transistor besarnya akan dibatasi oleh "reaktansi induktif" kumparan primer flyback. Jika kumparan primer flyback short, maka tidak ada lagi yang membatasi arus ini, sehingga transistor HOT dapat mati seketika.
Keruskan flyback pada bagian sekunder atau kerusakan pada kumparan defleksi (yoke) horisontal juga dapat menyebablan transistor HOT rusak, tetapi umumnya tidak meyebabkan mati seketika.

Bagaimana mencegah kerusakan transistor HOT mati seketika berulang ?, sebelum mengganti transistor HOT, maka lakukan pemeriksaan sebagai berikut :
- Periksa solderan dan nilai kapasitansi kapasitor resonan. Apakah Multi-meter yang anda miliki dapat untuk memeriksa kapasitor?
- Periksa apakah kumparan primer trafo flyback tidak short. pemeriksaan kumparan primer trafo flyback dapat digunakan ESR-meter, sehingga tidak perlu repot melepasnya. Dalam kondisi normal, maka jarum ESR-meter tidak bergerak.
- Periksa apakah kumparan defleksi (yoke) bagian horisontal tidak short. Periksa dengan ESR meter seperti memeriksa trafo flyback sehingga tidak perlu repot melepasnya.
Cara lain melakukan pemeriksaan jika tidak memiliki ESR-meter atau Kapasitansi-meter:
  • Sediakan bola lampu 100w dan beri sambungan kabel kurang lebih 2x20cm.
  • Putus jalur hubungan antara pin-flyback dengan kolektor transistor HOT.
  • Pasang transistor HOT yang baru.
  • Pasang lampu antara flyback dengan kolektor.
  • Hidupkan pesawat. Lampu akan menyala. Periksa apakah tegangan screen keluar (atur VR screen maksimal)
  • Jika tidak ada tegangan screen berarti sirkit ada masalah, misalnya flyback rusak.
  • Jika tegangan screen tinggi (200v lebih), kemungkinan kapasitor resonan rusak
  • Jika tegangan screen sekitar 150v atau kurang, kemungkinan tidak ada masalah. Berarti aman untuk memasang transistor HOT

DATA PIN PLAYBACK




FSV 14A001 (Samsung)
FSV 20A001
FCK 14A033
FCV 20A001
16,5V_NC_H_46V_185V_GROUND_NC_ABL_B+125V_COL

154-064P (Goldstar)
154-177B
FCK 14B047 (Akari)
COL_185V_B+_GROUND_16V_24V_40V_ABL_H_AFC

154-064G (Goldstar)
154-177E
COL_180V_92V_125VBOOST_24V_12V_GROUND_ABL_H_AFC

FCM 14A025 (Samsung, Blaupunkt)
FCM 1411L01
16,5V_AFC_H_24V_180V_GROUND_B+90V_ABL_125VBOOST_COL

DCF 1577 (Daewoo, Mitsuba)
DCF 2077
FSA 16012M
COL_B+_AFC_125VBOOST_16,5V_ABL_24V_GROUND_180V_H


FTK 14B011 (Aiwa)

COL_B+_25V_GROUND_180V_H_ABL_GROUND_AFC_15V

FCK 1411E10A (Etron)
190V_COL_NC_B+_NC_24V_ABL_GROUND_15V_H

JF 0208-0208C (Solitron)
COL_B+_GROUND_185V_H_ABL_GROUND_15V_AFC_24V

JF 0208-0210B (Sansui)
JF 0501-0501
COL_B+_180V_14V_24V_H_GROUND_ABL_AFC_NC

FCM 14B014N (Polytron, Digitec)
FCM 20B061N
JF 0601-19577
COL_B+_GROUND_200V_NC_H_NC_ABL+12v_-12v


JF 0501-1206 (Sansui)
COL_B+_180V_16V_25V_H_GROUND_ABL_AFC_NC

L40B17100 (Sanyo)
COL_B+_NC_180V_AFC_GROUND_ABL_NC_H_GROUND

L40B09000 (Sanyo)
COL_B+_NC_AFC_GROUND_H_ABL_16V_NC_180V

L40B05500 (Sanyo)
COL_B+_NC_AFC_GROUND_H_GROUND_NC_NC_ABL

L40B09001 (Sanyo)
COL_B+_NC_AFC_GROUND_H_ABL_NC_NC_180V

6174Z-6040C (LG)
BSC 23-N0107
COL_185V_B+_GROUND_-14V_+14V_GROUND_ABL_H_AFC

BSC 24-08B (Tv China)
BSC 24-01N362
BSC 25-4803
BSC 25-N1616
BSC 25-0106
COL_B+_NC_AFC_GROUND_H_ABL_NC

BSC 25-T1010A (Tv China)
BSC 24-01N4014K
BSC 25-09N21A
BSC 25-09N20E
TEP_COL_TEP_B+_TEP_TEP_GROUND_H_ABL_180V

BSC 60HZ (Changhong)
COL_B+_190V_GROUND_11V_16V_45V_ABL_H_AFC

BSC 24-2231HC (Panda)
COL_B+_46V_16V_GROUND_AFC_ABL_H_180V_NC

BSC 65A (Changhong)
COL_B+_190V_GROUND_NC_NC_14,5V_ABL_H_AFC

TFB 4067BD (Toshiba)
TFB 4125CH
TFB 4122HY/ES/CS/DY
BSC 23-N0102
COL_B+_185V_GROUND_NC_24V_12V_ABL_H_AFC

FCK 14A028 (Fuji Electric)
NC_B+_14V_24V_H_GROUND_ABL_180V_B+_COL

154-189C (Fuji Electric)
154-277C
FCM 20B027
COL_B+_180V_14V_22V_H_GROUND_ABL_AFC_NC

FUY 20C009 (Akari)
COL_180V_B+_GROUND_NC_24V_NC_ABL_H_AFC

FCK 14A006 (Digitec, Polytron, OK)
FCM 2015HE
FCM 14A032
KFS 60844A
NC_NC_GROUND_185V_15V_H_24V_ABL_B+_COL_

154-138K (Etron)
154-182H
190V_NC_COL_AFC_B+_43V_ABL_GROUND_12V_H

CF 0801 (Fujitec)
COL_B+180V_15V_24V_H_GROUND_ABL_NC_NC

CF 0854 (Fuji Electric, Siera)
CF 0582
COL_B+_GROUND_AFC_185V_H_25V_15V_GROUND_ABL

FSA 28027M (Fuji Electric)
COL_NC_NC_123V_12V_ABL_25V_GROUND_185V_H

BSC 24-01N4009A (Tv China)
COL_NC_B+_GROUND_NC_TEP_NC_ABL_H_AFC

BSC 22-2314H (Fujitec)
COL_B+_180V_15V_24V_AFC_GROUND_ABL_NC_NC

BSC 22-01N40J (Tv China)
COL_180V_115V_GROUND_22V_16V_ABL_H_NC_NC

F 0193 PEN1-SA (Sharp)
F 0194 PEN1-SA
COL_B+_GROUND_42V_12V_AFC_185V_GROUND_H_ABL
(cat: teg 12v pada FBT F0194= 16V)

154 - 132A

154 - 132C

C _ 40v _ 16,5 _ Heater _ Gnd _ B+ _ 180v _ Gnd _ Abl _40v


154 189H

154 277C

FCM 20B027

C _ B+ _ 180v _ 16v _ 24v _ Heater _ Gnd _ Abl _ Afc _ Nc


8-598-858--00

8-598-811

C _ B+135v _ 200v _ Heater _ Gnd _ -16,5(vertkl) _ Gnd(vertkl) _ +16,5(vertkl) _ Nc _ Abl


BSC 22-01-06

BSC 25-48

BSC 25-4803

BSC 24-01N362

C _ B+ _ Nc _ afc _ gnd _ Heater _abl _ nc


BSC 24-01N4014K

BSC 25-T1010A

BSC 25-09N21A

BSC 25-05N2110A

BSC 25-09N20E

Tep _ C _ Tep _ B+ _ Tep _ Tep _ gnd _ Heater _ abl _ 180v


BSC 65A

C _ B+ _ 190v _ Gnd _ Nc _ Nc _ 14,5v _ Abl _ Heater _ Afc


DCF 2217J

C _ B+ _ afc _ boost-up _ 16,5 _ 24 _ abl _ gnd _ 200v _ heater


F 0101KM-SA

F 0141 PE-M

C _ B+ _ Gnd _ 24v _ 16v _ Afc _ 180v _ Gnd _ Heater _ Abl


FCK 14A006

FCM 2015HE

FCM 14A032

C _ B+ _ Abl _ 24v _ Heater _ 16v _ 180v _ Gnd _ Nc _ Abl


FCK 1411 L 01

FCM 14A025

C _ Boost-up _ Abl _ B+ _ Gnd _ 180v _ 24V _ Heater _ Afc _ 16,5v


FCG 2045 BL

Afc - 16,5v _ Heater _ Boost-up _ B+83v _ Gnd _ Nc _ C _ Abl _ 175v _ 24v


FCM-20B061N (polytron)

C_B+_gnd_185_nc_Ht_Nc_abl_+12_-12


FSA 16012M

DCF 2077A

DCF 1577

FSA 16012M

C - B+ - Afc _ Boost-up _ 16,5 _ Abl _ 25v _ Gnd _ 185v _Heater


FUY-20C009 (akari)

C_180_B+_gnd_nc_24_nc_abl_Ht_afc


FSV - 20A001

FCK - 14A033

FSV - 14A001

C _ B+125v _ Abl _ Nc _ Gnd _ 185 _ 46 _ Heater _ Nc _ 16,5


FTK-14A004P (samsung)

C_B+125v_ABL_ Nc_ Gnd_ 180v_24v_Ht_afc_16,5


JF 0501-1206

C _ B+ _ 180v _ 16v _ 25v _ Heater _ Gnd _ Abl _ Afc _ Nc


JF0601-19577 (polytron)

C_B+_gnd_200v_nc_Ht_nc_abl_+12_-12


MC - FBC-015

LCE CF0854

C _ B+ _ Gnd _ Afc _ 185 _ Heater _ 25 _ 15 _ Gnd _ Abl



TFB 4125 DY (tosiba)
TFB 4125 HY
C _ B+ _ 180 _ Gnd _ Nc _ 26v _ 12v _ Abl _ Heater _ Afc

K 148 TC
C - 180v _ B+ - Gnd _ Afc _ 16v _ Abl _ Heater _ Nc _ Nc
154-064P Goldstar
154-177B

FCK-14B047

C _ 180v _ B+ _ Gnd _ 16v _ 24v _ 40v _ Abl _ Heater _ Afc

F 0101KM-SA

F 0141 PE-M

C _ B+ _ Gnd _ 24v _ 16v _ Afc _ 180v _ Gnd _ Heater _ Abl

K 148 TC

C - 180v _ B+ - Gnd _ Afc _ 16v _ Abl _ Heater _ Nc _ Nc

FCG 2045 BL

Afc - 16,5v _ Heater _ Boost-up _ B+83v _ Gnd _ Nc _ C _ Abl _ 175v _ 24v

FSA 16012M

DCF 2077A

DCF 1577

FSA 16012M

C - B+ - Afc _ Boost-up _ 16,5 _ Abl _ 25v _ Gnd _ 185v _Heater


JF 0501-1206
sansui
C _ B+ _ 180v _ 16v _ 25v _ Heater _ Gnd _ Abl _ Afc _ Nc

JF0601-19577
(polytron)
C_B+_gnd_200v_nc_Ht_nc_abl_+12_-12

FCK 14A006
digitec, polytron
FCM 2015HE

FCM 14A032

C _ B+ _ Abl _ 24v _ Heater _ 16v _ 180v _ Gnd _ Nc _ Abl

FCM-20B061N
(polytron)
c_B+_gnd_185_nc_Ht_Nc_abl_+12_-12

FUY-20C009
(akari)
C_180_B+_gnd_nc_24_nc_abl_Ht_afc

BSC 65A
changhong
C _ B+ _ 190v _ Gnd _ Nc _ Nc _ 14,5v _ Abl _ Heater _ Afc

154 - 132A
intel
154 - 132C

C _ 40v _ 16,5 _ Heater _ Gnd _ B+ _ 180v _ Gnd _ Abl _40v

FCK 1411 L 01

FCM 14A025

C _ Boost-up _ Abl _ B+ _ Gnd _ 180v _ 24V _ Heater _ Afc _ 16,5v

154 189H

154 277C

FCM 20B027

C _ B+ _ 180v _ 16v _ 24v _ Heater _ Gnd _ Abl _ Afc _ Nc

MC - FBC-015

LCE CF0854

C _ B+ _ Gnd _ Afc _ 185 _ Heater _ 25 _ 15 _ Gnd _ Abl

FSV - 20A001
samsung
FCK - 14A033

FSV - 14A001

C _ B+125v _ Abl _ Nc _ Gnd _ 185 _ 46 _ Heater _ Nc _ 16,5

FTK-14A004P
(samsung)
C_B+125v_ABL_ Nc_ Gnd_ 180v_24v_Ht_afc_16,5

8-598-858--00
sony KV-PG21P70
8-598-811

C _ B+135v _ 200v _ Heater _ Gnd _ -16,5(vertkl) _ Gnd(vertkl) _ +16,5(vertkl) _ Nc _ Abl

8-598-960-00
sony KV-G21P1
C_b+115V_200V_ht_ gnd_-13v_gnd_+15v_nc_abl

TFB 4125 DY (thosiba)

TFB 4125 HY

C _ B+ _ 180 _ Gnd _ Nc _ 26v _ 12v _ Abl _ Heater _ Afc

BSC 22-01-06

BSC 25-48

BSC 25-4803

BSC 24-01N362

C _ B+ _ Nc _ afc _ gnd _ Heater _abl _ nc

BSC 24-01N4014K
tv china
BSC 25-T1010A

BSC 25-09N21A
BSC 25-05N2110A
BSC 25-09N20E
Tep _ C _ Tep _ B+ _ Tep _ Tep _ gnd _ Heater _ abl _ 180v


BSC25-2678S
konka K2169TC
C_200v_B+_ gnd_afc_16v_abl_ht_nc_nc

JY0301-0206
tv china 29
C_B+_nc_afc_gnd_HT_abl_tep_tep_tep

DCF 2217J

C _ B+ _ afc _ boost-up _ 16,5 _ 24 _ abl _ gnd _ 200v _ heater

Penentuan daya v.rms dan i.rms dari beban (speaker)




Daya ideal dalam suatu power amp adalah :
Daya out supply (watt) ≥ Daya yang dibutuhkan kit rangkaian (watt) ≥ Daya out speaker (watt)

Daya out Supply :
Daya = watt = v.i = voltase x arus
- Perhitungan i.rms out power amp:
V^2 / R beban Speaker = Daya out poweramp
-Perhitungan v.rms out power amp:
V^2 / R beban Speaker = Daya out power amp

Contoh 1 :
i = 20 ampere
v = 10 volt

Daya out supply :
20 amp x 10 volt = 200 watt

Daya out power amp (max) :
v.rms^2 / R beban Speaker = Daya out (max)
v.rms^2 / Daya out (max) = R beban speaker terendah
10volt^2 / 200 watt = 0.5 ohm atau dengan kata lain :
10volt^2 / 0.5 ohm = 200 watt

Sedang pada beban awal 8 ohm
10volt^2 / 8 ohm = 12.5 watt
200watt / 12.5 watt = 16 buah speaker ( 8 ohm / 16 speaker pararel = 0.5 ohm )

Contoh 2 :
i= 10A ampere
v= 20 volt

Daya out supply :
10 amp x 20 volt = 200 watt

Daya out poweramp (max) :
v.rms^2 / R beban Speaker = Daya out (max)
v.rms^2 / Daya out (max) = R beban speaker terendah
20volt^2 / 200 watt = 4 ohm atau dengan kata lain :
20volt^2 / 4 ohm = 200 watt

Sedang pada beban awal 8 ohm
20volt^2 / 8 ohm = 50 watt
200 watt / 50 watt = 4 speaker ( total nilai hambatan pararel 4 ohm )

Keterangan tambahan :
1. Supply mono untuk rangkaian channel out.
2. rms ( root mean square ), keluaran yang dicapai kit jika v.rms berarti besarnya tegangang yang dicapai oleh out power amp sedangkan i.rms berarti besarnya arus yang dicapai oleh out power amp.
3. Kondisi dianggap ideal tanpa faktor efisiensi.
4. Daya rangkaian / kit power amp dianggap kondisi ideal tanpa faktor efisiensi P.out supply = P. out kit = P.speaker
5. ^2 = pangkat dua.

judul ini, menjawab beberapa pertanyaan pula mengenai :
1. berapa power supply yg dibutuhkan power amp.
2. power saya kuat angkat berapa speaker.
3. kapan power clip.
4. daya out yang dikeluarkan power amp ternyata berbeda diberbagai beban speaker.
5. daya yang sama tetapi output power amp v.rmsnya berbeda tergantung dari asupan Vsupply.

MALAM TAHUN BARU



MALAM TAHUN BARU

RENTAL SOUNDSISTEM
KSS&Q-AGENG STUDIO ACARA TAHUN BARU 2011

PAMULANG TANGSEL



PAMULANG-TANGSEL

Menyewakan:soundsistem,alat-alat Musik,alat-alat pesta(tenda) dan taman rias pengantin